GATENEWS – KENDARI: Gubernur Ali Mazi dan Wakil Gubernur Lukman Abunawas dilantik pada 5 September 2018 untuk masa bakti 2018 – 2023. Sejak itu, keduanya mulai bekerja merealisasikan sejumlah program yang terangkum dalam visi mereka, terwujudnya Sulawesi Tenggara yang aman, maju, sejahtera, dan bermartabat.
Visi tersebut kemudian dijabarkan dalam empat poin, yang meliputi; pertama, meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat berdaulat dan aman dalam bidang ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan, lingkungan, politik serta iman dan taqwa.
Kedua, memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan investasi. Ketiga, mewujudkan birokrasi pemerintahan provinsi yang modern, tata kelola pemerintahan desa yang baik serta peningkatan kapasitas pemerintahan kecamatan dan kelurahan sebagai pusat pelayanan pemerintahan.
Keempat, meningkatkan konektivitas dan kemitraan antar pemerintah, swasta, dan masyrakat dalam rangka peningkatan daya saing daerah melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur sosial ekonomi.
Dari visi dan misi ini, tercermin apa yang hendak dilakukan pasangan berakronim AMAN ini. Keduanya ingin menwujudkan Sulawesi Tenggara sebagai provinsi yang punya daya tarik di kancah nasional. Hingga akhir 2019, tiga program yang telah dieksekusi pemerintahan Ali Mazi-Lukman Abunawas. Bidang kesehatan, pendidikan, dan pariwisata yang telah tampak di lapangan.

Realisasi program ketiga bidang ini terbilang sangat fantastis karena menghabiskan dana yang terbilang besar. Namun, semua itu dilakukan untuk mewujudkan komitmen di awal. Ali Mazi juga sampai menimba ilmu ke luar negeri untuk menyempurnakan programnya ini. Sejumlah kerja sama strategis ditandatangani saat berguru ke Amerika Serikat dan Jerman di 2019 lalu.
RS Jantung jadi Trigger Pembangunan Bidang Kesehatan

Melalui bidang kesehatan, politisi partai Nasdem ini membangun Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah. Program ini dicanangkan mengingat fasilitas layanan kesehatan bagi para penderita jantung di Sulawesi Tenggara dianggap belum memadai.
Ali Mazi juga menganggap rumah sakit spesial semacam ini di Indonesia masih tergolong langka. Selain itu, pasien jantung juga tergolong tinggi di Sultra dan banyak yang berobat ke luar provinsi.

Lahan bekas RSUD Sultra seluas kurang lebih 5 ha digunakan untuk pembangunan rumah sakit dengan 17 lantai ini. Dana sebesar Rp 379 miliar lebih dikucurkan untuk pembangunan rumah sakit yang diklaim bertaraf internasional tersebut.
Ali Mazi juga sampai menginjakkan kaki di RS NRW Bad Oeynhausen Jerman sebagai bentuk keseriusannya merintis rumah sakit jantung terbesar di Indonesia Timur. Manajemen dan pengelolaan rumah sakit serta sejumlah bentuk kerja sama disepakati.

Universitas Rhode Island di Amerika Serikat pun didatangi gubernur dua periode ini untuk melihat pengelolaan riset kesehatan di kampus ini. Semua itu dilakukannya untuk mewujudkan rumah sakit yang menjadi rujukan dari luar Sultra.
“Nantinya (rumah sakit) ini tak hanya melayani pasien dari Sultra tetapi juga dari luar Sultra,” kata Ali Mazi saat meresmikan pembangunan awal rumah sakit ini akhir Agustus 2019 lalu.
Revitalisasi Perpustakaan sebagai Modernisasi Bidang Pendidikan

Di bidang pendidikan, Ali Mazi mengucurkan program beasiswa “Cerdas Sultraku”. Beasiswa ini diberikan kepada peserta didik hingga jenjang S2 (magister), khusus pemuda-pemudi Sultra berprestasi namun kurang beruntung dari segi ekonomi keluarganya. Sudah ratusan anak didik dan mahasiswa yang menikmati program ini. Dan berlangsung secara terus menerus setia tahúr.
Untuk menyesuaikan di era modern yang telah masuk digitalisasi, Ali Mazi juga merintis perpustakaan modern di Sulawesi Tenggara. Anggaran sekitar Rp 100 miliar digelontorkan untuk perpustakaan yang meniru bentuk beberapa perpustakaan kampus ternama di dunia.
Perpustakaan ini dirancang dengan konsep modern yang membuat pengunjung merasa nyaman dan jauh dari kesan jenuh. Untuk menampik stigma tempat para kutu buku, perpustakaan yang direncanakan dibangun tujuh lantai ini dilengkapi sejumlah fasilitas yang menunjang akses informasi pengunjung. Konsep wisata edukasi sebagai tema besar perpustakaan ini dengan maksud untuk memanjakan pengunjung. (Adv)